“Anak Kunci yang tersesat”
Pagi ini, pada Senin, 21 Agustus 2023, hari dimulai seperti biasanya. Saya memutuskan untuk berangkat ke sekolah lebih awal karena adanya kegiatan upacara bendera. Sebelumnya, saya sudah mengantar sikecil ke tempatnya terlebih dahulu. Namun, kali ini saya sengaja tidak ikut serta dalam upacara bendera karena ada persiapan yang harus saya lakukan terkait kegiatan Zoom, yaitu Pembukaan GTK Creatif Camp di Ruang Sasana Wiyata.
Ketika upacara sedang berlangsung, saya segera mendekati petugas kunci Ruang Sasana Wiyata. Namun, saya mendapat informasi bahwa kunci ruangan tersebut sedang dipinjam oleh seorang guru dan belum dikembalikan. Tanpa ragu, saya segera mencari guru yang meminjam kunci tersebut. Sayangnya, guru tersebut memberi tahu bahwa kunci tertinggal di rumahnya. Saya mulai berkeliling ke sana-kemari, bertanya-tanya kepada berbagai orang, hingga akhirnya menghubungi Waka Sarana Prasarana, seorang guru agama.
Waka Sarana Prasarana, yang pada pagi itu sedang mendampingi anak-anak dalam kegiatan Istighostah di mushola, memberi petunjuk bahwa kunci ada di almari di belakang meja. Meskipun jaraknya agak jauh, dan meskipun kaki saya sudah mulai merasa tidak nyaman karena sepatu Fantofle yang saya kenakan, saya berusaha untuk tetap mengambil kunci tersebut. Namun, setibanya di almari, kunci ternyata tidak ditemukan. Saya pun kembali dengan tangan hampa dan memberitahu Waka Sarana Prasarana bahwa kunci belum ditemukan.
Waktu terus berlalu, dan upacara akhirnya selesai. Namun, kunci ruangan masih belum juga ditemukan untuk membuka ruang Sasana Wiyata. Setelah beberapa waktu, Bapak Sarana Prasarana memberitahukan bahwa ruangan sudah dapat dibuka. Saya pun bertanya siapa yang membukanya, dan ternyata kunci cadangan dimiliki oleh petugas kunci. Namun, dalam hati saya muncul pertanyaan, mengapa tidak segera diambil tindakan sejak awal? Mengapa harus menunggu begitu lama?
Saat saya melihat kunci yang akhirnya tergantung di pintu, pikiran saya merenung. Ada pelajaran berharga yang dapat diambil dari pengalaman ini. Kunci adalah alat yang sangat penting, namun menjadi masalah ketika jatuh ke tangan yang salah. Seperti dalam sebuah lembaga, manajemen kunci harus diatur dengan baik. Standar Operasional Prosedur (SOP) harus jelas, agar ketika diperlukan, tidak menimbulkan kesulitan dan kelelahan.
Meskipun hari ini cukup melelahkan bagi saya karena perjuangan mencari kunci, saya tidak akan pernah lelah dalam mengambil hikmah dari setiap peristiwa dalam hidup. Pengalaman ini mengajarkan bahwa penting untuk selalu memiliki perencanaan yang matang, komunikasi yang baik, dan manajemen yang efisien. Setiap pengalaman membawa pelajaran berharga, asalkan kita bersedia membuka hati dan pikiran untuk menerimanya.
Ayo Bergerak, Tergerak dan Menggerakkan
Ayo Belajar, Berbagi, Memotivasi, dan Menginspirasi.
Salam dan Bahagia.
Imam Irfai, ST, M.Pd, Gr